Lebih Pede Senyum Karena Jakarta Smile
Lebih Pede Senyum Karena Jakarta Smile
Buat Chi yang namanya ke dokter gigi itu semacam uji nyali dan pertarungan gengsi. Jujur aja, Chi itu takut ke dokter gigi. Ups! *lirak-lirik, berharap Keke dan Nai gak tau hehe
Mendengar kata dokter gigi aja udah bikin Chi horror dan ngilu. Rasanya, Chi belum pernah nemuin dokter gigi yang menyenangkan. Walopun udah bertahun-tahun berlalu, masih ingat banget gimana sakitnya saat dicabut padahal katanya udah dibius. Ketika gigi geraham kanan bawah ditambal karena berlubang, bukannya sembuh malah jadi tambah sakit. Akhirnya, Chi cabut sendiri tambalannya. Memang sih sakitnya jadi hilang. Tapi, lama kelamaan graham Chi pun jadi rusak bahkan mulai habis.
Seringkali ketika bercermin, Chi pengen mencabut graham tersebut. Gemas banget lihatnya karena tinggal sepotong. Tapi, setiap kali pula, rasa takut untuk ke dokter gigi itu masih ada. Akhirnya, nyali ini ciut lagi. Lagian, kalau dipikir-pikir, gigi Chi baik-baik aja dalam artian udah lama sekali gak pernah sakit gigi. Rasanya gak perlu ke dokter gigi, kan?
Pembenaran Chi itu sebetulnya gak tepat . Ke dokter gigi kan sebaiknya jangan sampai menunggu sakit. Gigi yang gak pernah sakit pun bukan berarti gak bermasalah. Kalau nunggu sampe sakit malah gak enak.
Hari Sabtu (27/9), Chi melakukan me time dengan jalan-jalan sendirian ke Plaza Semanggi. Lha, ada Jakarta Smile. Masuk… gak… masuk… gak…? Antara pengen banget tapi takut. Ketika Chi akhirnya memutuskan untuk masuk artinya lagi uji nyali hehe.
Chi juga katakan ini sebagai sebuah pertarungan gengsi karena selama ini Chi selalu berusaha meyakinkan Keke dan Nai untuk jangan takut ke dokter gigi. Chi tanamkan pikiran segala manfaat datang ke dokter gigi kepada mereka. Dan, mereka memang lebih berani ke dokter gigi daripada Chi, sih. Selama ini mereka tuh gak tau kalau Chi sebetulnya takut sama dokter gigi *gengsi dong jadi harus pencitraan haha
Awalnya, Chi pengen melakukan pit & fissure sealant + aplikasi fluoride untuk mencegah gigi berlubang. Jadi, gigi diberi lapisan pelindung agar bakteri perusak gigi tidak bisa masuk ke celah-celah permukaan gigi. Karena, sikat gigi saja seringkali tidak bisa menjangkau sisa makanan dan bakteri yang ada di permukaan gigi karena ukurannya yang terlalu kecil. Geraham Chi kan udah habis 1, masa gigi yang lain juga harus ikutan habis. Rasanya harus mulai melindungi gigi yang lain, deh.
Gigi geraham biasanya ada cerukan ke dalam. Supaya gak gampang kemasukan bakteri, cerukan ini dilapisi dengan pelindung.
Setelah masuk ke ruang periksa, drg. Putri yang cantik bilang kalau karang gigi Chi cukup banyak. Jadi, harus dibersihkan dulu. Karena salah satu penyebab gusi sering berdarah itu adalah karena karang gigi. Duh! Asli deg-degan! Chi bahkan sempet bilang kalau ada rasa takut *Tutup muka, ah. Malu hehe. Drg. Putri sih bilang kalau paling cuma ngilu sedikit.
Kiri: kondisi gigi Chi sebelum dibersihkan karang giginya.
Kanan: setelah dibersihkan. Jangan khawatir dengan warna merah pada gusi. Itu karena karangnya sudah dihilangkan semua. Nanti juga lama-lama akan normal karena membentuk jaringan baru.
Ternyata, bener apa yang dibilang sama drg Putri. Ngilunya cuma sedikit banget. Gak seperti yang Chi takutkan selama ini. Trus, ketika drg Putri menawarkan untuk mencabut gigi graham yang udah ancur, Chi sempet nolak. Rasa takut kembali melanda hahaha. Rasa sakit dan gak nyaman saat dicabut gigi beberapa tahun lalu kembali terbayang. Chi takut kesakitan, apalagi setelah dari dokter gigi kan harus pergi ke acara Mom’s Time Out. Masa iya nanti diundangan harus nangis gara-gara sakit. Tapi, dokternya memang selain ramah, pinter sekali meyakinkan Chi untuk akhirnya mau dicabut.
Drg. Putri : “Ya, selesai dicabutnya.”
Chi: “Hah? Udah, Dok? Kok, gak berasa?”
Prosesnya beneran gak berasa sama sekali. Bahkan, Chi juga gak sadar kapan pit & fissure sealant + aplikasi fluoride dilakukan. Pokoknya udah selesai aja. Yang berasanya memang cuma saat membersihkan karang gigi. Itupun rasanya biasa aja, kok. Ngilu sedikit.
Itu foto gigi geraham Chi yang tinggal sepotong dan belum dicabut. Bagian yang Chi lingkari adalah gigi geraham yang udah dikasih lapisan pelindung. Gak berasa sama sekali prosesnya
Menurut drg. Putri, sebaiknya pembersihkan karang gigi itu dilakukan 6 bulan sekali. Ah, karena sekarang ketakutan Chi sama dokter gigi udah hilang, kayaknya pengen, deh, rutin melakukan pembersihan karang gigi. Biar makin pede kalau senyum.
Chi juga tertarik untuk melakukan pit & fissure sealant + aplikasi fluoride buat Keke dan Nai. Kayaknya bagus kalau dilakukan sejak dini. Jangan sampai kayak Chi, nih yang giginya udah keburu hancur. Untung cuma 1 hancurnya.
Kata drg. Putri sebaiknya dilakukan setelah anak usia 15 tahun. Setelah gigi susu digantikan semuanya oleh gigi tetap. Keke masih 10 tahun, Nai 8 tahun, berarti masih ada beberapa tahun ke depan. Tapi, bukan berarti abai sama kesehatan gigi. Rasanya, Chi juga harus semakin mendisiplinkan lagi tentang pentingnya kesehatan gigi.
Tagline Jakarta Smile (dibagian kiri bawah di websitenya) adalah “Semua Warga Jakarta Bisa Terus Tersenyum.” Chi kan warga Bekasi, tapi sekarang juga bisa terus tersenyum karena Jakarta Smile, tuh. Berarti siapapun, terutama warga Jakarta, mulai periksa giginya deh biar senyum terus
Mulai sekarang, Chi berani deh kalau disuruh rutin periksa gigi. Apalagi di Jakarta Smile lagi ada promo keren banget. Berasa banget deh promonya. Coba hubungi aja Jakarta Smile untuk tau lebih lanjut atau mau bikin appointment. Yang jelas sampai sekarang sih promonya masih.
Brosur promo yang Chi scan
Website: www.jakartasmile.com
FB: Jakarta Smile
Twitter: @thejakartasmile
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!